BUNGA HIGANBANA, BAKUNG LELABAH MERAH

0




    Lycoris radiata (Hanzi: 彼岸花, Jepang: ヒガンバナ, bahasa Inggris: Red spider lily) adalah bunga dari keluarga amaryllis, Amaryllidaceae, subfamili dari Amaryllidoideae. Bunga ini berasal dari Tiongkok, Korea dan Nepal, lalu ke Jepang kemudian ke Amerika hingga akhirnya ke seluruh dunia. Bunga ini diperkirakan dinaturalisi di Seychelles dan di Kepulauan Ryukyu. Bunga ini mekar pada akhir musim panas sampai awal musim gugur dan sering dikaitkan dengan hujan lebat.

    Bunga ini memiliki umbi yang beracun sehingga sering digunakan di dekat tanaman lain dan kuburan untuk mengusir hama yang mengganggu. Walaupun berasal dari Tiongkok. tetapi hanya varietas betinanya yang hadir di Jepang, jadi bunga ini hanya tumbuh dari umbinya dan tidak bereproduksi dengan serbuk sari. Uniknya lagi, bunga dan daun dari tanaman ini tidak pernah terlihat bersama lantaran daunnya baru tumbuh setelah bunganya layu. Karena itu bunga ini tidak hanya dipercaya memiliki hubungan dengan kematian namun juga simbol perpisahan, kekasih yang tidak akan pernah berjumpa.


 

Asal-usul Bunga Kematian Jepang

    Arti higanbana adalah bunga Higan. Higan merupakan festival umat Buddha yang dirayakan di hari pertama musim gugur atau ekuinoks musim gugur. Hari tersebut merupakan hari libur nasional di Jepang.
    Higanbana kembang di ekuinoks musim gugur atau hari pertama musim gugur, sekitar minggu terakhir September di Jepang. Bunga ini lalu gugur sekitar hari pertama musim semi. Dikutip dari Anime and Memory: Aesthetic, Cultural, and Thematic Perspectives oleh Dani Cavallaro, bunga ini simbol konsep Buddha mengenai siklus dan kemunculan kembali.
    Arti higan adalah "pantai yang lain" dari sisi Sungai Sanzu, Jepang. Dalam kepercayaan rakyat setempat, orang sudah wafat harus melintasi "pantai yang lain" untuk meneruskan kehidupan setelah kematian. Bunga higanbana yang merah cerah dianggap memandu perjalanan mereka yang sudah wafat di alam selanjutnya. Karena diasosiasikan dengan kematian, meskipun cantik, bunga higanbana tidak digunakan dalam buket bunga di Jepang.

    Ekuinoks dalam ajaran Buddha Nichiren dianggap sebagai simbol tidak terpisahkannya gelap dan terang, atau yin dan yang, seperti dikutip dari Religious Celebration yang disunting J. Gordon Melton. Periode ekuinoks musim gugur ini dianggap sebagai waktu ideal untuk mengadakan penghormatan atau mendoakan orang tersayang yang telah mendahului.

Racun Tikus

    Dikutip dari Explore Kumamoto, bunga merah cerah ini beracun, khususnya di bagian umbi. Karena itu, petani di Jepang seperti di Kumamoto menanam bunga higanbana di area persawahan untuk menjauhkan tikus dan binatang pengincar padi lainnya. Racun tikus alami ini juga ditanam orang-orang di pedesaan Jepang untuk menghalau tikus dari rumah.

Ditanam di Sekitar Kuburan

    Karena beracun, bunga higanbana juga ditanam di sekitar kuburan dan pemakaman. Keberadaan bunga higanbana di sekitar kuburan membantu di masa sebelum umum dipraktikkan di Jepang. Sebab, umbi bunganya menghalau tikus dan hewan lainnya memakan anggota keluarga yang baru dimakamkan di pekuburan. Penggunaan ini juga mempengaruhi sebutan higanbana sebagai bunga kematian.

Legenda Setempat

    Sejumlah legenda di Jepang juga mengaitkan bunga higanbana dengan kematian Contoh, cerita rakyat setempat menganggap bunga higanbana yang dibawa ke dalam rumah akan membuat rumah terkena bencana kebakaran.

Simbol Berpisah

    Daun bunga higanbana baru tumbuh setelah bunganya kembang dan layu. Karena bunga dan daunnya tidak pernah bertemu, orang Korea menggunakan bunga higanbana sebagai simbol dua orang yang berpisah.




Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)