Padma raksasa (bahasa Latin: Rafflesia arnoldii) adalah tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia ke-1. Bunga Rafflesia dikatakan bunga yang unik karena hanya berupa bunga mekar tanpa daun, akar dan tidak memiliki batang.[1] Rafflesia memiliki jaringan yang mirip seperti fungsi akar yang disebut haustarium. Selain itu, Rafflesia tumbuh dan bergantung pada inang di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan inang yang akan membantu Raflessia untuk berfotosintesis.
Sejarah
Rafflesia arnoldii ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold
dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatra.[2] Bunga ini
ditemukan pertama kali di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi,
Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal sebagai Bumi Rafflesia.
Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga
raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti
ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga
Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles
sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Bunga
ini termasuk tumbuhan endemik di Pulau Sumatra, terutama bagian selatan
(Bengkulu, Jambi, dan Sumatra Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat adalah
daerah konservasi utama spesies ini. Bunga jenis ini, bersama-sama dengan
anggota genus Rafflesia yang lainnya merupakan salah satu genus yang statusnya
terancam (Endagered) akibat punahnya habitat yang mendukung kehidupannya, salah
satunya karena penggundulan hutan yang dahsyat.
Morfologi
dan Taksonomi
Bunga Rafflesia merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun,
dan tidak bertangkai.[3] Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai
70–110 sentimeter dengan tinggi mencapai 50 sentimeter.[4] Bunga ini berbobot
sekitar 11 kilogram. Bunga mengisap unsur anorganik dan organik dari tanaman
inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai
"tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat
Tetrastigma.
Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang
terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan
berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga,
jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk
yang dikeluarkan bunga.[3] Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5–7 hari)
dan setelah itu layu dan mati.[5] Persentase pembuahan sangat kecil, karena
bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu
minggu, itu pun jika ada lalat yang datang membuahi.
Penggolongan jenis Rafflesia masih didasarkan pada bentuk
struktur dan morfologi bunga. Belum adanya kesepakatan antara para ahli
taksonomi untuk mendeskripsikannya ke dalam karakter tertentu. Sampai saat ini
karakter yang digunakan untuk membedakan jenis Rafflesia adalah:
- Ukuran diameter bunga pada saat mekar.
- Diameter bukaan diafragma (lubang di tengah bunga).
- Jumlah prossesus (cuatan seperti duri di tengah bagian
bunga).
- Jumlah dan pola bintil-bintil putih yang tersebar menutupi
mahkota.
- Jumlah dan ukuran lingkar barisan bintil-bintil yang berada di bawah
permukaan diafragma.
- Jumlah anther (kepala sari) adalah 40 pada Rafflesia arnoldii
jantan.
- Panjang dan struktur ramenta (bulu-bulu yang tumbuh
pada diafragma) dan posisinya.
- Jumlah annuli pada dasar perigon (struktur
yang menyerupai cincin yang melingkar di dasar bunga).
- Penyebaran atau lokasi tumbuh.